Sunday, October 26, 2008

mulut buaya

Sepulang dari Korea beberapa waktu yang lalu, selain membawakan oleh-oleh kaos kaki bertuliskan Pusan International Film Festival (yang bahkan gak keliatan kecuali lo nempelin kaos kaki itu deket2 mata ..), Ifa turut membawa serta seekor buaya ke tengah-tengah tim Garuda di Dadaku. Bukan Buaya Biasa, loh.. buaya ini punya mulut yang sangat besar, yang cukup untuk melahap jari-jari gendut gue. huehehehe....

Mulut buaya ini dipenuhi dengan gigi-gigi putihnya yang bisa dipencet. Setiap kita mencet gigi si buaya, berarti peluang jari kita untuk selamat dari cengkaraman mulut buaya pun semakin kecil. Dan kalo kita gak beruntung, si buaya menyebalkan ini pasti akan melahap jari dan harga diri lo tanpa rasa ampun. Yah, lumayan lah, buat selingan kalo lagi puyeng mikirin kerjaan...

Karena bermain mulut buaya ini menyenangkan, maka pamor si buaya menyebalkan pun semakin tinggi. Termasuk di kalangan bocah-bocah yang bakal main di Garuda di Dadaku (GDD). Sekarang, setiap mereka workshop akting, si buaya selalu menemani mereka. Ada untung dan ruginya sih, untungnya workshop akting mereka bertambah seru, karena bertambah satu mainan yang bisa bikin mereka cuwawa'an selama workshop. Dan saking serunya, mereka pun terpaksa harus mengundi siapa yang harus pulang terlebih dahulu dari ruangan workshop dengan menggunakan mulut buaya. Yang jarinya digigit buaya duluan, dialah yang harus segera pergi dari tempat workshop. hauhahaha  Dan semua berharap si Baron yang akan kena lebih dulu. For your information, si Baron ini emang anak yang paling badung diantara 4 anak yang lain.  

Ruginya adalah gak jarang si buaya ini jadi sumber kegaduhan dan ketidakseriusan saat workshop berlangsung, dan membuat Ifa harus mengeluarkan energi extra buat membuat mereka konsentrasi... heuehehe. yah, namanya juga anak-anak. Dan karena terlalu banyak bermain sama anak-anak GDD terutama si Baron, si Buaya sekarang mengalami resiko kerusakan. Gimana gak mau rusak, coba kalo giginya dipencet semua secara bersamaan dan dipukul-pukul sama si Baron.. Huh.. dasar, anak itu?!?!?!

Well, ternyata gak semua buaya itu berbahaya heuehhe...

Thursday, October 23, 2008

masa bodo'

Ceritanya, pagi ini gue berencana untyuk mencari contact person salah satu aktris buat gue panggil casting. Karena si aktris pernah main satu film sama Dennis, maka gue pun nelfon si Dennis. Saat itulah gue mendengar intro sebuah lagu yang kaetika lo dengerin untuk pertama kali, lo pasti akan menebak kalo itu adallah lagu dangdut. 

Bener aja... beberapa detik setelah intro selesai, mulailah si penyanyi menyanyikan lirik  seperti ini..

(Dengan suara bindeng)
Masa bodo'.. bodo', bodo', bodo'..
Masa bodo'....

Haiahahahhaa. Asli'. Kocak banget. saking kocaknya ampe lupa gue minta nomer telfon si aktris ke Dennis. Yang ada malah ngakak doang ampe bego trus nutup telfon saking lucunya. Dan gara-gara stupid RBT itu, sampe malam ini lagu 'masa bodo' itu terus terngiang-ngiang di otak dan gak henti-henti gue nyanyiin. haiahhaa... Dan gara-gara itu juga, orang sekantor pun ikut-ikutan nelfonin Dennis, sekedar buat nungguin RBT masa' bodo itu.. Haiahahahaha..

Maap ya, Den.. **PISS**

The good thing is, gue jadi punya jawaban kalo orang-orang nanyain tentang perkembangan skripsi gue..

"masa bodo'.. bodo'.. bodo'.. bodo'...;p"

Tuesday, October 07, 2008

kamu seperti hantu

Sebut saja namanya si- A.

Untuk keperluan sebuah film, gue memanggil si A untuk casting. Kebetulan, peran yang gue coba ke doi adalah sebuah peran utama yang untuk itu, ada 3 nama lainnya yang harus bersaing sama doi.

Beberapa minggu berlalu dan kami belum juga membuat keputusan siapa dari para calon tersebut yang paling cocok untuk memerankan karakter tadi.

Sampai beberapa hari belakangan…

Wajah si A kian menghantui gue. 

Gimana engga coba?! kalo sepanjang perjalanan Malang-Jakarta, billboard, spanduk, tempat peristirahatan, pom bensin, tempat makan, hingga becak dan warung-warung sepanjang jalur pantura dipenuhi oleh wajah si A dengan iklan provider telepon seluler-nya itu. Huah! Gokil! Seakan—akan doi berkata “pick me..”.. “pick me…” Huahahha… Way to go, girl!

Jadi sepertinya jika terpilih, A benar-benar harus berterimakasih kepada si provider seluler yang make dia buat bintang iklan... Karena mereka benar-benar telah berhasil men- brainwash isi kepala saya.. Hauhahaa;p

Saturday, October 04, 2008

kita dan kematian

“Mi, sepertinya, setelah Di, aku yang akan segera menyusul untuk mati”

 

 

Mati. Huh? Tahu apa gue tentang mati? Kecuali kenyataan kalo orang mati itu berhenti bernafas, gue gak banyak mengerti tentang kematian. Takut, to be exact. Yep. Takut karena gue gak tau seperti apa rasanya mati, apa yang akan terjadi ketika saya mati, dan apakah saya sudah siap untuk mati, Huahahha. Point terakhir lah yang kalo ada orang yang naya ke gue, pasti jawabannya adalah “Enggak!”, dan “don’t you ever dare ask that questions again!”

 

Ya iyalah. Kalo ditanya sekarang, pasti jawaban gue gak akan jauh-jauh dari itu. Lagian, ngapain juga sih, hari gini ngomongin mati. Ribet.

 

Tapi, pernah gak sih kebayang bahwa topik kematian akan semakin akrab di telinga lo ketika lo beranjak tua nanti? Dan mungkin, pada fase itu lo udah siap dan dengan tenang bisa menunggu giliran untuk mati? Karena mati itu misteri. Lo gak akan pernah bisa menebak, kapan dimana, dan bagaimana lo akan mati. Seperti hari ini.

 

Hari kedua gue berlebaran di kota Malang, dan lagi-lagi harus dihadapkan kepada kematian yang lain. Shit. 

escape to paradise: Bromo




Setelah 22 hours long driving Jakarta-Malang, dari Malang kita mampir ke Bromo...
Loc : Penanjakan, Pasir Berbisik Bromo
Date : october 3rd, 2008
In this picture: me, Bro, Fajar, Bokap,Mas Widik our 'hartop' driver.
Camera : samsung super shaky yang tiba-tiba gak shaky di tengah pasir berbisik;p