Friday, July 20, 2012

dark night tragedy


"The movie theatre is my home, and the idea that someone would violate that innocent and hopeful place in such an unbearably savage way is devastating to me" 
-Christopher Nolan


It's The Dark Knight Rises premiere. 


Gak di Amerika.. gak di Jakarta sepertinya euphorianya sama. Sejak lama, gue dan anak-anak kantor udah berangan-angan untuk nonton film keren ini dengan kualitas sebaik mungkin. Yep. Nonton di IMAX! Tapi, bisa dapet tiket nonton Dark Knight Rises di hari pertama di bioskop canggih macam IMAX itu bukan hal yang mudah, blog. Lo harus berusaha lebih buat dapetinnya. Yep. Lo harus lebih obsesif dari orang-orang Jakarta obsesif  lainnya. 


Untungnya, kita punya Gina. Si obsesif. Karena udah kehabisan jatah pemesanan lewat MTIX, beberapa jam sebelum bioskop buka doi udah nangkring di depan buat ngantri beli tiket. 


Dan Jumat kemarin, karena kegigihan teman kita yang satu itu, sekantor bisa noton di IMAX di hari pertama pemutaran Dark Knight Rises. Yeay! And it was awsome! Terlepas dari preferensi gue yang lebih suka film sebelumnya, tapi suasana nontonnya tetep lebih spesial. 


Sepertinya emang penonton yang ada di studio ini adalah penonton yang bener-bener suka, penonton setia dan cenderung obsesif sama Batman versi Nolan. Dan kalo mendengar riuh tepuk tangan sepanjang film, ya mungkin sama seperti gue, orang-orang ini merasa bahwa nonton Dark Knight Rises kali ini seperti sebuah perayaan, blog. Ya gimana coba gak mau dirayain kalo 2 film sebelumnya seriusan bikin kita bengong.. bahkan bikin gue sesek nafas nontonnya. Kalo gue pikirin sekarang ya blog... Batmannya Nolan itu sungguh gak kepikiran. Dia ngebawa film superhero ke level yang berbeda. Gak kayak film superhero lainnya yang cenderung dipenuhi sama special effect.. tapi lebih dari itu. It's a brutal criminal flick! 


Dan di saat euphoria itu masih bergejolak di otak, tiba-tiba ada berita soal penembakan di gedung bioskop saat pemutaran midnight Dark Knight Rises di Colorado. God! Denger berita ini beneran bikin hati gak enak. Walaupun penembakannya jauh di Amerika sana.. tapi ya gitu... kayak ngerasa deket sama orang-orang ini. Ya lo bayangin aja, mereka ini dateng ke bioskop dengan euphoria yang sama kaya yang gue rasain kemaren... duduk di bioskop dengan harapan nonton criminal brutality yang superkeren di film, tapi bukanya dapet excitement itu... yang terjadi malah criminal brutality in a real life. 


Fuck!

Saturday, July 07, 2012

Death and All His Friends


Ola!


Sering banget gue mendengar lagu ini terputar secara acak di ipod yang selalu gue bawa kemanapun gue pergi. Tapi emang sebelumnya gak pernah terlalu menyimak isi lagunya. Baru beberapa waktu yang lalu gue menyadari bahwa this one is special.


The song is written by Coldplay & Brian Eno yang juga bertindak jadi produser. Lagu ini adalah gabungan dari potongan-potongan lirik dan melodi dari beberapa lagu coldplay yang berbeda, hingga kemudian Brian Eno dengan jeniusnya ngasih pencerahan ke band ini untuk membuatnya menjadi satu lagu dengan judul Death and All His Friends.


Dan tau gak apa yang mau disampaikan Coldplay lewat lagu ini? they said: "never giving up and never focusing on the bad stuff too much"


Well...  thank you guys 



Death and All His Friends 

All winter, we got carried 
Oh way over on the rooftops let's get married. 
All summer we just hurried 
so come over, just be patient, and don't worry. 
So come over, just be patient, and don't worry. 

So come over, just be patient, and don't worry. 

And don't worry. 

No I don't wanna battle from beginning to end; 
I don't wanna cycle, recycle revenge; 
I don't wanna follow death and all his friends. 

No I don't wanna battle from beginning to end; 
I don't wanna cycle, recycle revenge; 
I don't wanna follow death and all of his friends.