Diantara ribuan buku dalam rak-rak di toko buku Gramedia, ada satu buku yang lumayan menarik perhatian gue karena judulnya yang berbunyi It’s Hard Being 20 something. Buku ini seolah menyuarakan isi hati cewe-cewe yang lagi dalam fase ini. Gimana enggak? Let me explain it to you:
Umur 20-an adalah fase dimana lo harus mulai stand in your own two feet. Artinya, mau gak mau lo harus mandiri. Lepas dari ketergantungan dari orang tua, baik secara ekonomi, atau hal-hal yang lain yang ‘private matters’. Karena itulah, ini adalah masa-masa paling susah dalam hidup karena lo harus set the goal, dan bekerja keras buat dapetin itu semua. Nah, buat ngeset goal dan dapetin itu semua, terkadang lo harus melewati berbagai macam cobaan dan ujian yang semuannya (inget) harus lo coba selesaikan sendiri tanpa bantuan orang tua (kecuali kalo mentok banget, ya.. heuhehe;p).
Umur 20-an juga adalah masa-masa dimana lo harus melewati salah satu ujian yang bernama skripsi. Oke. Ini bener-bener susah. Im telling you, kid… IT IS HARD… lol;p
Ketika lo mencapai umur 20-an, apalagi pertengahan umur 20-an keluarga pun mulai berpartisipasi dalam rangka menyemangati lo untuk segera move on. Maksudnya move on adalah hidup dalam sebuah lembaga yang bernama pernikahan. Hauhaha… geblek. Ini nih, yang paling males. Merayakan lebaran di umur 20-an kemudian menjadi perayaan yang ingin cepet-cepet lo lewatin, bukan hanya karena di umur ini lo uudah gak lagi menerima angpau, tapi karena saat-saat inilah biasanya keluarga besar mulai bertanya-tanya ini itu.. (you know what I mean!?) Udah punya pacar belom? Kapan nikah? Pacarnya kerja di mana? Orang mana? Bla.. blla..bla..harimau!?!?!?
Nah, saat keluarga besar udah mulai menanyakan hal-hal kaya gitu dan lo gak punya jawaban apapun untuk menenangkan mereka semua, yang bisa lo lakuin adalah **panik**.
Kalo gini caranya, gue pengen cepet-cepet umur 40 aja deh.. hauahahhaha….;p
Well, it is HARD being 20 something…