Thursday, December 30, 2010
soap opera
Tuesday, December 14, 2010
Wish you were here
Waktu itu gue nonton berempat. Bareng 2 orang cowo temen sekelas gue Aju dan Ao, trus sama ade' nya Astrid (juga temen SMA gw. Karena masih newbie dalam dunia perkonseran, waktu itu gue nervous setengah mati. Nervous karena takut tiba suruh bayar mahal buat masuk. LOL :D Biarpun sebenernya gratisan eventnya, cuma harus bayar first drink aja. Tapi yah, maklum namanya juga SMA. Kere berat. Makanya si Ao dengan okenya belagak santai lewat jalur wartawan biar gak disuruh beli first drink. Dan berhasil! Akhirnya kita ber empat berhasil menyelinap masuk tanpa bayar sepeser pun! Bhauahhaha... Dan pengalaman konser bareng itu bikin gue jadi sering tukeran dengerin musik sama si Ao. Yah musik musik jaman itu lah, yang baru atau baru keluar album barunya macam Lifehouse, Creed, Gorillaz, dan lain sebagainya.
Februari 2010.
Tahun ini, pengalaman konser gue dibuka oleh band yang gak pernah gue sangka bakal bisa gue tonton live. PLACEBO. Bhuaaah! Sebuah kesempatan yang bikin gue terpana gara gara yaaah.. gak pernah kepikiran aja kalo band beginian bakal beneran bisa gue liat LIVE. Yah maklumlah, kita kan hidup di Jakarta, bukan London yang berbagai macam band idaman bisa lo liat tiap minggunya. Amazing!
Lalu sebuah tweet mengejutkan gue gak lama setalah Placebo concert. Seorang temen yang gue temuin di konser Placebo malam sebelumnya ngabarin kalo Ao lagi di ICU. Hari yang sama gue bergegas menuju RS. Nengokin temen konser pertama gue itu. Di RS, salah satu temen bilang kalo seharusnya si Ao dateng nonton Placebo malam kemaren.
Dan begitulah.
Desember ini, konser terakhir gue di 2010 ditutup oleh sebuah band yang dulu sering gue bagi musiknya bareng Ao. Lifehouse. Sayang. Kali ini gue cuma bisa berbagi cerita di tempat peristirahatannya yang terakhir. Huh.
Wish you were here, my friend....
the importance of being written
It's december! Yaiks! Gak berasa banget ya tau tau udah mau 2011 aja. Agak menyesal juga sih gak banyak nulis di blog tahun 2010 ini. Padahal lumayan banyak kejadian yang harusnya gue tulis biar bisa dibaca tahun depan... atau insyallah kalo belom kiamat masih bisa dibaca lagi tahun depannya lagi.. .tahun depannya lagi... dan seterusnya. Yah berharap aja badai matahari yang katanya bakal bikin 'down' sistem internet di seluruh dunia itu gak bikin multiply menghilang dari dunia maya. Karena kalo ilang... Duh!
Kenapa Duh! karena di sini tertulis lumayan banyak potongan potongan cerita hidup gue yang penting banget buat dilihat di tahun tahun mendatang buat refleksi diri lo. Yep! Kira-kira kalimat barusan adalah kalimat yang sama yang gue obrolin ke Riri beberapa hari yang lalu. Dan ajaibnya, si Riri juga punya pikiran yang sama. *Toss, Ri*
Di jaman kayak gini emang penting banget kayaknya manfaatin media media macam multiply ini buat curhat. Lumayan banget kan? Data kesimpen rapih. Dan (insyaallah) aman dimakan jaman. So by the time you've grown up, you can look back to the old blog and see how far you've come as a human. Atau by the time you're dead.. gitu misalnya... orang orang masih bisa mengenang lo atau ketawa ketiwi nginget masa masa gak penting selama hiup lo lewat tulisan tulisan curhat.. atau tulisan nyampah lo di blog. LOL :D
Tapi agak berbeda dari gue, selain blog, si Riri juga punya satu buku khusus yang dipake buat ngeluarin semua isi kepalanya tanpa sensor. Sedangkan gue, biasanya nulis yang uncensored itu di laptop... dan pas udah puas nulis langsung gue delete. Hehe :D Jadi, gunanya buat sementara doang. Ngilangin stress. Padahal kalo gue simpen, malah harusnya bisa jadi bahan renungan yang asik banget tuh tulisan curhat
Well, mungkin saat ini boleh dicoba tuh. Kebetulan gue dah beli buku tulis 'morning glory' warna ijo muda. Lucu juga kan buat buku curhat
C u later, blog!
Wednesday, December 08, 2010
Sunday, November 07, 2010
Monday, October 25, 2010
chaos & the city
Friday, October 22, 2010
Sunday, October 17, 2010
Festive! at the Festival
Wednesday, September 01, 2010
semua. datang dan pergi
D3 Komunikasi FISIP UI Resmi Berakhir
by Nina Armando on Wednesday, September 1, 2010 at 6:31am
Kemarin, 31 Agustus 2010, secara resmi berakhirlah Program D3Komunikasi FISIP UI. Tahun ini, Program berusia 13 tahun. Di tahun ini pula, Program ini menghasilkan lulusan angkatan terakhirnya (angkatan 2007). Eksistensi Program ini selanjutnya berpindah ke ‘rumah’ baru bernama Program Vokasi UI.
Tentu saja ada rasa sedih, tetapi juga bahagia dan bersyukur karena selama kehadirannya dari tahun 1997 Program ini antara lain telah: (1) memberi manfaat yang sangat besar bagi Departemen, Fakultas, dan UI, (2) menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan sangat baik dan membanggakan, (3) memiliki dosen-dosen luarbiasa yang tidak saja pandai dan kompeten, tetapi juga memiliki komitmen tinggi untuk mengajar & membimbing mahasiswa serta membantu perkembangan Program, (4) memiliki staf terampil, berdedikasi, penolong, dan profesional, (5) memiliki Sekretariat yang menyenangkan dan menjadi “rumah” bagi banyak orang.
Ketika saya mengurus Program mulai tahun 2000, kualitas-kualitas semacam itu sudah dimiliki oleh Program D3. Saya hanya berupaya menjaga kualitas-kualitas itu untuk tetap dimiliki D3, syukur-syukur bisa dinilai meningkat.
Saya menaruh D3 dalam tempat sangat istimewa dalam hati saya, dalam perjalanan hidup saya. Dengan segala suka-dukanya, keberadaan saya dalam Program ini menjadi salah satu episode terindah dalam hidup saya. Di sini saya bekerja dengan menyenangkan, bertemu orang-orang baik dan hebat, dan merasa berarti karena insyaAllah Program ini membawa kemaslahatan bagi masyarakat.
Saya ingin mengucapkan terima kasih untuk semua orang yang telah berkontribusi membuat Program D3 menjadi Program yang luarbiasa.
Dengan segala kerendahan hati, saya meminta maaf jika ada salah ucap dan langkah yang saya perbuat selama saya berada dalam Program.
Saya bersyukur kepada Allah SWT saya ditakdirkan bisa berada dalam Program ini.
Bagi saya pribadi, Program D3 Komunikasi FISIP UI tidak pernah berakhir. Ia akan terus abadi hidup dalam hati saya.
salam,
nina
Sedih.
Mungkin salah satu kata yang cocok buat ngegambarin perasaan saya saat baca tulisan ini. Ini emang bukan kali pertama saya mendengar kabar kabar bahwa D3 Kom akan segera ‘hilang’ dari strata kampus FISIP UI, tapi kenyataan bahwa hari itu akhirnya datang yang tiba-tiba bisa bikin saya merasa begitu kehilangan.
I must say, D3 KOM adalah salah satu bagian paling penting dari hidup saya. Yep. Waktu itu, kuliah di UI adalah satu-satunya opsi yang ada di kepala selepas lulus SMA. Sebuah keinginan sederhana tapi hampir tidak mungkin bagi seorang yang memiliki kemampuan akademis yang biasa biasa aja. Makanya ketika gagal di SPMB dan ujian masuk D3 di tahun pertama kelulusan, saya gak ragu buat mencoba sekali lagi di tahun berikutnya. Dan Yak. D3 KOM adalah satu titik pertama keberhasilan gue mencapai apa yang orang bilang “mimpi”. Yes, people. Ini adalah “dream come true no.1” dalam sejarah kehidupan saya. Dan sama seperti menggapainya… menjalani mimpi kemudian jadi hal yang paling menyenangkan dalam hidup. Dan saya beruntung bisa menjalaninya selama 3 tahun di tempat ini.
Terimakasih buat siapapun yang membuat tempat ini menjadi nyata. Terimakasih karena sudah ngebukain pintu yang luar biasa luasnya buat saya dan mimpi-mimpi saya selanjutnya.
Hiks…
Friday, June 25, 2010
musim bola
It’s a Friday night and I really need some time alone and do nothing but sit, and listening to my favorite music. Sesuatu yang belakangan jarang banget biasa gue lakukan saking gak ada waktunya. It’s a world cup season, blog. What do you expect?
Ngomongin tentang worldcup, gue akan memberikan sedikit rangkuman dariapa yang telah terjadi di putaran group worldcup tahun ini. Satu hal yang paling gak terduga sebelumnya adalah banyaknya tim-tim gede yang kalah sama tim underdog. Setelah Spanyol, Perancis dan Jerman, semalem Italy bener-bener harus menanggung cemoohan “from Hero to Zero” dari komentator yang gak berperike-tegaan itu. Parah banget, blog. Italy yang sebelumnya juara dunia, tiba-tiba aja jadi tim cupu berat yang terpaksa harus pulang duluan bareng Perancis di babak penyisihan group ini.
Emang aneh banget sih blog worldcup tahun ini. Selain tim tim gede itu kalah, ada juga keributan masalah bola jabulani yang katanya sih… terlalu ringan jadi mengurangi akurasi dan bikin susah kipper buat nangkep. Salah satu korbannya, tim jagoan gue. Inggris. Blunder aja dulu tuh bola pas pertandingan awal lawan Amerika. Sial.
Satu lagi yang paling ganggu adalah si vuvuzela. Tau gak? Semacam terompet gitu tapi suaranya Cuma satu nada. Kenceng banget, dan cukup bikin kuping pengeng dengernya. Jadi nih kalo biasanya nonton worldcup dengernya ambience suara nyanyian supporter, tahun ini kuping kita dipenuhi sama suara laler. Hummf… nasib.. nasib… mentang mentang di Afrika banyak laler…. -_-“
Sementara ini Cuma itu sih yang bias gue ceritain selain akhirnya Inggris berhasil lolos putaran kedua ngelawan Jerman hari Minggu nanti. HUmmmmfffh…. Deg-deg an, blog! wish us luck ya. In the meantime, gue harus buru-buru meluncur ke kuningan village nonton Brazil vs Potugal bareng Galuh dan kawan-kawan. Alrite, blog… Salam waka waka e e J
Monday, May 31, 2010
Dashboard Confessional Live
Friday, May 14, 2010
thing about lebak
Thursday, May 13, 2010
Micmacs
Rating: | ★★★★★ |
Category: | Movies |
Genre: | Comedy |
Rasanya namanya emang familiar. Tapi gw gak begitu ngeh sama orang ini sebelum si Cha Cha merekomendasikan gue buat nonton Micmacs di festival film perancis tahun ini. Setelah nonton gue baru sadar, kalo si Jean-Pierre Jeunet adalah orang yang sama yang bikin 'Amelie', salah satu film favorit gue.
Dengan gaya yang comical, Jeunet kembali berhasil menempatkan filmnya ke deretan top list film favorit gue sepanjang masa. Yep! Micmacs bisa gue bilang adalah film terbaik kayaknya yang pernah dia bikin.
Plotnya sederhana, tentang seorang yang berambisi untuk membalas dendam kepada perusahaan pembuat senjata karena ayahnya mati kena bom, dan dirinya sendiri juga nyaris mati karena tertembak peluru.
Yang mencengangkan adalah betapa BRILIANnya Jeunet mengemasnya dengan menampilkan karakter-karakter comical yang bener-bener out of the box dan mindblowing. Belom lagi beberapa visual yang bikin gue gak bisa berhenti tersenyum sepanjang film ini diputar.
Bener-bener BRILIAN!!!!!
Hampir kehabisan kata-kata nih gue buat muji2 orang ini. Mendingan kalian nonton aja deh sendiri buat membuktikan kejeniusan seorang Jean-Pierre Jeunet dan partner menulisnya Guillaume Laurant. Amazing! ;)
Wednesday, May 12, 2010
Iron Man 2
Rating: | ★★★ |
Category: | Movies |
Genre: | Action & Adventure |
Robert Downey Jr emang jadi salah satu kekuatan terpenting dalam film ini. Bukan hanya karna dia ganteng, tapi karakter Tony Stark itu jadi bener-bener hidup gara gara dia.
But He's not the only one. Di sequel Iron Man ini, Mickey Rouke juga ngasih andil yang cukup oke ketika dia meranin karakter Ivan Vanko yang berhasil bikin kostum tandingan Iron Man. Cuma sayangnya Terrence Howard gak ikutan lagi di sini. Posisinya sebagai 'Rhodey' digantiin sama Don Cheadle yang menurut gue sih.. kurang oke penampilannya. Atau kurang cocok? gak tau deh.. hehehe... ;D
Tapi yang menarik, di sini kita diajak ngeliat Tony Stark yang berada dalam tekanan luar biasa dari pemerintah, saingan bisnis senjatanya serta tubuhnya sendiri yang kian hari kian melemah karena kostum Iron Man itu sendiri. Ditambah visual effect yang khas Hollywood, film ini gak mengecewakan.
Ditunggu Iron Man 3 nya, Hollywood ;)
Robin Hood
Rating: | ★★★ |
Category: | Movies |
Genre: | Action & Adventure |
The untold story of the man behind the legend.
Kira-kira itulah yang bakal lo dapet saat lo nonton film terbaru Ridley Scott ini.
Ini adalah cerita Robin Hood sebelum ia tinggal di tengah hutan, bikin koloni dan mulai merampok orang-orang kaya yang semena-mena buat dibagiin lagi ke rakyat yang tertindas.
Cukup menyenangkan sih nontonnya. Apalagi awalnya gue juga sempet low expectation sama ni film. Kalo bukan karena kangen banget liat Cate Blanchett di bioskop, mungkin gue lebih memilih gak nonton ni film. Karena plis deh.. Robin Hood gitu!? Udah berapa kali juga ni film dibikin buat tv, bioskop, kartun.. ahahhaa. Boring lah.
Tapi low expectation itu cukup kebayar karena satu hal tadi.
You'll know the story of the man behind the legend.
Sunday, May 09, 2010
COPELAND LIVE
Tuesday, May 04, 2010
carpe diem
Ola!
It’s been a while setelah postingan terakhir tentang ‘Hari-hari di Vietnam’ bulan maret yang lalu. And guess what? It’s May already! Pun postingan ‘Vietnam Days’ itu gak kelar juga. Harusnya blog, masih ada dua hari lagi cerita gue n gina selama di Da Lat. Jadi ceritanya waktu di sana, gue n gina bikin kesepakatan dengan mempertimbangkan kompetensi di bidang tulis menulis, yang menghasilkan keputusan bahwa si Gina -yang notabene berprofesi sebagai penulis scenario- yang bakal nulis jurnal tentang perjalanan kita. Tapi apa mau dikata. Kesepakatan tak tertulis itu pun terlupakan begitu aja. Hmmfhh. Lain kali ingetin gue ya blog untuk selalu membuat kesepakatan apapun dengan hitam diatas putih. Pake matere sekalian! Hehe…
Yah, too bad lah jurnal 2 hari terakhir kami di Vietnam itu gak berhasil terposting Padahal itu adalah moment favorit gue ketika mengunjungi Vietnam.
Kenapa?
Karena hari itu kami mengunjungi pusat meditasi dan kuil Budha, yang amazingly… berhasil bikin gue merasa sangat sangat rileks dan tenang ketika berada di sana. Itu makanya ketika balik ke Jakarta, gue seperti terobsesi sama Budha. Waktu ada sale baju baju labelnya Luna Maya yang murah murah banget itu, bahkan gue sangat exciting ketika nemu kaos bergambar Budha dengan harapan kalo gue pake tu kaos, bisa memberikan semacam vibe ketenangan yang pernah gue rasain di tempat meditasi dan kuil di Da Lat.
Speaking of kaos budha, hari Rabu seminggu yang lalu gue make kaos itu ke kantor dengan harapan bisa berasa lebih adem aja ngadepin kerjaan yang bikin pusing. And it works. Hari itu gue berasa santai banget di kantor. Sesaat sebelum pulang, gue menjelajahi pesan pesan singkat temen temen gue di twitter. Salah satunya dari @AdrieSubono yang nge tweet Kelly Clarkson yang lagi jalan jalan di Jalan Surabaya.
Maka saat itu gue iseng iseng lewat jalan Surabaya yang jaraknya gak jauh dari kantor dengan jalan kaki. Sambil masang ipod, gue jalan jalan santai di sepanjang jalan surabaya sambil celingukan kali-kali aja ada Kelly Clarkson. Daaan bener. There she is! Lagi jalan cuma berdua sama nyokapnya. Sementara manajer dan gerombolan java musikindo berada jauh di belakang sambil duduk duduk di pinggir jalan. Sejenak gue cuma terdiam sambil ngeliatin doi. Sampe akhirnya gue memutuskan untuk berteriak “Kelly!” sambil melambai ke arah si Idola Amrik itu. Dan diluar dugaan dia menghentikan jalan jalannya, berpaling ke arah gue dan balik berteriak “Hoy!” sambil melambaikan tangan dan mengumbar senyum yang bisa gue perkirakan still selama kurang lebih 15 detik. Yak! Setelah itu… bukannya gue mendekat dan ngobrol atau foto bareng.. eh… gue malah melengos aja gitu. As if yang nyapa balik gue tadi bukanlah juara kontes nyanyi paling terkenal sedunia. Dan lebih buruknya lagi… dia adalah satu-satunya pemenang kontes itu yang emang bener-bener terbukti Yahud kemampuan nyanyinya. Dan untuk semakin memperjelas buruk nya keadaan, gue perlu mengingatkan diri gue yang lagi kena vibe meditasi Budha ini: SHE SAID “HOY!” DIRECTLY TO ME AND JUST STAND THERE FOR ALMOST 15 SECONDS!.
Selanjutnya gue masih berasa begoooo banget karena menyia nyiakan kesempatan ngobrol sama Kelly biarpun keesokan harinya gue dan Galuh berhasil dapet spot paling depan di konsernya dia.. tetep aja… sebel banget kalo diinget-inget lagi kebodohan hari itu.
Carpe diem! Carpe diem! Remember !?
Damn Stupid!
Thursday, April 01, 2010
IMOGEN HEAP LIVE
Tuesday, March 30, 2010
Wednesday, March 24, 2010
Sunday, March 21, 2010
travel blog: vietnam day 3 part II
Saturday, March 20, 2010
Travel blog: Vietnam Day 3 part 1
March 3rd, 2010
Pagi-pagi banget gue n gina beranjak meninggalkan Ho Chi Minh menuju kota tujuan selanjutnya, Da Lat. Untuk menuju ke kota ini, kita harus menghabiskan waktu selama kurang lebih 7 jam perjalanan dengan bus. Untungnya bus yang kita tumpangi (Phuong Trang) sangat nyaman. Jauh banget beda sama bus antar kota di Indonesia. Di Vietnam, busnya lebih bagus, pelayanannya awak bus yang lebih memuaskan, lebih tepat waktu dan lebih murah. Bayangin aja, untuk perjalanan luar kota selama 7 jam dengan bus AC, kita cuma harus bayar $7 atau sekitar 70 ribu rupiah. Sedangkan di Indonesia kurang lebih kita harus menghabiskan minimal 100 ribu rupuah buat perjalanan sejenis ini. Bahkan busnya lebih jelek. LOL Sedangkan bus yang kita tumpangi ini, supirnya terlihat sangat rapih dengan kemeja dan dasi, begitu juga dengan kenek bus yang juga sama rapihnya, ampe gak tega gue panggil kenek. Asisten mungkin lebih tepat.
Perjalanan ke Da Lat emang gak gitu banyak buat diceritain, karena pemandangannya pun gak jauh beda dari Indonesia. Hanya aja, saat ini terasa lebih kering di Vietnam karena mereka lagi ngalamin musim kemarau. Yang juga sedikit beda adalah kalo di indonesia banyaknya mesjid, di sepanjang jalan menuju Da Lat ada lumayan banyak chapel outdoor di beberapa titik. Juga kontur tanah yang cukup unik. Beberapa kali gue ngeliat batuan gedeee banget segede rumah teronggok aja gitu di pinggir jalan. Aneh banget. Gue pikir itu buatan atau semacam monumen... tapi ternyata bukan. Itu adalah bagian dari lapisan luar tanah mereka. Ini baru gue sadarain setelah di beberapa titik, bus kami ngelewatin daerah longsor dan keliatan banget tuh batu-batuan segede gaban nongol gitu aja gak jauh dari lapisan paling atasnya. Gak heran juga kenapa tiba-tiba di ujung bukit ada batu gede teronggok gitu macam hiasan bulan sabit di kubah mesjid. Bikin keliatan mistis. Sayang fotonya gak gitu jels jadi gak oke kayaknya kalo gue pajang di sini..ehhe.. maap..
Oya, satu lagi yang menarik adalah toilet di salah satu tempat pemberhentian bus yang mengharuskan pengunjungnya make sendal khusus kalo mau masuk. Toiletnya bersih.. dan GAK USAH BAYAR 1.000 perak. See... blog?! ini baru namanya pelayanan publik!
Setelah 7 jam, kami akhirnya sampe juga di Da Lat. Kota ini seperti kota di balik bukit. Dan berbeda banget sama Ho Chi Minh, di sini sentuhan eropa sangat sangat terasa. Jalanan yang kecil dan bergelombak naik turun, dikelilingi oleh bangunan bertingkat di kanan dan kiri jalan. Biarpun gue belum pernah ke Eropa, tapi kira-kira beginilah. Mirip banget!
Sampai di perhentian bus, kami langsung diantar menuju hotel tempat kami menginap (btw ini juga bagian dari pelayan bus). Gina sempet cranky gara-gara tasnya ketumpahan minyak tawon. LOL :D. Oya, blog. Hotel tempat gue n Gina nginep namanya GOLD NIGHT. Harganya cukup murah sekitar $22. Kami mesen hotel ini melalui travel agent di Ho Chi Minh. Dan ternyata, kalo kita pesen hotel melalui travel agent harganya justru lebih murah. Karna harga aslinya per kamar di hotel ini malah $29. Lumayan lah save $7. Hotelnya cukup nyaman..tapi..... GAK ADA LIFT!!! YESS!!! Alhasil kita harus naik tangga 3 lantai. Mayan deh....
Sampe kamar, kita kembali agak terkejut karna tempat tidurnya.. lagi lagi gede banget. Kita pesen double bed buat dua orang eh dapetnya double bed tapi bisa muat bapak, ibu dan 3 anak. LOL :D Gede abis. Emang ternyata kamar ini emang buat keluarga. Ini terlihat dari sandal hotel yang bederet banyak bener di dalam kamar. Kamar mandinya malah menyenangkan. Ada bathtub, cuy. Ada wi fi juga di dalam kamar. Cukup menyenangkan lah buat hotel kurang dari 220 ribu rupiah semalem. NICE!
Sambil istirahat, gue kemudian punya ide brilian buat minum teh. Makanya langsung nyalain water heater yang disediain di kamar. Tapi, sebuah kecelakaan terjadi. Seketika gue nyalain tuh mesin pemanas air... listrik dalam kamar pun segera mati. Yak. Nampaknya korslet... Hehe... Lsngsung gue lapor ke petugas hotel yang terbata-bata bahasa inggrisnya itu. Cukup lama mereka merespon sampe akhirnya telfon kedua gue yang baru dimengerti sama mbak2 petugas lobby. Salah satu petugas dateng ke kamar buat meriksa kerusakan. Dan ternyata... 2 lantai hotel itu listriknya ikutan mati gara-gara insiden tadi. Ups.... Hehehe...
Petugas kemudian meminta kami pindah ke lantai 4. Yess. Naik lagi, blog satu lantai. Berarti bertambah juga anak tangga yang harus kita naikin kalo mau ke kamar. LOL pegeeel cuy! Huh! Emang dasar karma kayaknya bikin korslet listrik sehotel
(to be continued)
Monday, March 15, 2010
Friday, March 12, 2010
Travel blog: vietnam day 2
Day 2, March 2nd 2010
Alarm berbunyi sekitar jam setengah 6 pagi. Begitu sadar kalo hari ini gue bangun di Vietnam… langsung capcus buka jendela dan gak sabar untuk melihat pemandangan pagi pertama gue di Negara ini. Dan intuisi gue benar. Pagi itu dari jendela kamar hotel, gue melihat perfectly shape sunrise. Beautiful. Sesuatu yang jarang banget gue liat di Jakarta.. Yah walaupun bisa jadi kalo gue jarang liat gara-gara jarang banget bangun kurang dari jam 7.. hehe..
Rencananya, pagi ini gue n Gina pengen segera cabut ke Da Lat naik travel pagi. Tapi, karena no seat available, orang hotel nyaranin kita buat naik bus aja. Kebetulan bus ini punya jadwal keberangkatan per satu jam ke Da Lat. So, we take his advice. Segera setelah sarapan, kita langsung menuju tempat pembelian tiket yang letaknya gak jauh dari hotel.
Oiya. Hampir lupa cerita tentang alasan kita milih pergi ke Da Lat yang letaknya 7 jam dari Ho Chi Minh City. Jadi, setelah pemandangan mengejutkan Ho Chi Minh pada malam hari, kita segera berpikir untuk pergi keluar dari sini. Lebih tepatnya, gue n Gina merasa Ho Chi Minh is not our place. Hehe… Jadi, malem itu juga gue memutar memori bahan bacaan di internet tentang kota-kota di Vietnam. Salah satunya Dalat. Setelah dapet informasi dari petugas hotel, nongkrongin google dan minjem lonely planet punya hotel, akhirnya kita mantab buat berkunjung ke Da Lat. Quite impulsive karna emang sebelumnya kita cuma berencana stay di Ho Chi Minh selama 4 hari…
Sampe di tempat pesen tiket, kita memutuskan buat berangkat besok pagi. Jadi, punya waktu seharian ini buat keliling Ho Chi Minh. Menjelajahi peta yang direkomendasi sama si Ifa. Dan petualangan mengelilingi Ho Chi Minh pun dimulai. Dengan jalan kaki.
Kita jalan menyusuri peta yang nge-lead kita melewati sebuah taman yang gak jauh dari daerah tempat kita nginep. Taman ini punya peralatan olahraga buat publik. Seperti yang ada di fitness centre… sempet juga nyobain beberapa alat di sini.. hehe… lumayan lah buat stretching sebelum jalan kaki panjang. Di sini juga terlihat cukup banyak orang yang memanfaatkan fasilitas yang dikasih sama pemerintah ini. Cukup menyenangkan ngeliat suasana taman ini. Seru aja ngeliat orang orang Vietnam ini bisa menikmati fasilitas publik , gak kaya kite…. BLAH!!!
Lalu kita beranjak menuju Ben Tanh Market, di jalan kita papasan sama tukang cyclo. Bentuknya kaya becak gitu, tapi lebih slim. Si tukang cyclo menawarkan diri buat buat nganterin kita keliling Ho Chi Minh. Mereka juag nunjukkin beberapa tulisan tangan yang isinya opini orang2 yang pernah mereka anter keliling2. Gue pun nanya berapa harga yang mereka minta buat nganter kita. Mereka jawab berapa aja. Tetep gue nanya berulang-ulang sampe akhirnya gue sendiripun keburu capek dan kepanasa. Dan… dengan kepolosan rookie traveler, kami pun meng-iya kan aja tawaran si abang cyclo.
Perhentian pertama kami adalah tempat tuker uang. Dan si abang cyclo menurunkan kita di… toko emas. Yes. Toko emas. Aneh gak tuh? Tapi sih emang dasar traveler rookie.. kita iya2 aja waktu disuruh tukerin uang di toko itu. Karna agak gak nyaman rasanya nukerin uang banyak-banyak di situ, akhirnya yang nukerin uang cuma si Gina. $100 buat berdua.
Selanjutnya abang cyclo membawa kita ke War Remmants Museum. Di sini, si abang menunggu kita di luar sambil memberikan pesan untuk gak beli buku dari seorang penjual bertangan buntung karena dia akan ngasih kita harga mahal. Mendengar tips dari doi, gue makin berpikir kalo si tukang cyclo ini sungguh berhati mulia….
War Remmants Museum adalah salah satu tempat paling menarik buat dikunjungi kalo pergi ke Vietnam, karena wisata perang emang jadi salah satu andalan pariwisata negara ini. Dan mereka gak main-main. Terbukti dari War Remmants Museum yang cukup terawat dan keliatan banget dikonsepin dengan matang. Dari awal kita diajak melihat bagaimana perang Vietnam itu berlangsung. Apa aja yang dilakukan tentara Amerika di sana, taktik perang yang mereka gunakan, kendaraan, senjata hingga gambar para korban perang yang sangat mengerikan dan sukses bikin gue merinding gak karuan. Tapi, emang dasar turis… udah tau ngeri dan bikin merinding tetep aja gak berhenti ngambil foto… Blaah! Asli’. Ini nih yang belakangan gue sesali karna pas ngeliat lagi foto-fotonya…. Iiih…. Ngeri tapi ga papa lah buat kenang-kenangan. Pokoknya, ketika lo keluar dari museum ini, dijamin bisa sedikit ngerasain betapa buruknya keadaan Vietnam pada masa itu. Bener-bener strawberry fields kalo kata The Beatles….
Selepas keluar dari War Remmants Museum, abang cyclo membawa kami muter-muter ke beberapa landmark Ho Chi Minh City seperti Katedral, Independence Palace, dan Revolutionary museum. Kita juga sempet berhenti makan siang bareng 2 oarang pengayuh cyclo tadi.
Ketika makan siang kita sempet ngobrol sedikit sama kedua orang ini. Dari sini kita tau kalo mereka bekas tentara bayaran AS pas jaman perang dulu. Dari obrolan ini juga kita mutusin buat jalan ke Chu Chi tunnel yang letaknya sedikit di luar Ho Chi minh City. Karna waktu itu udah jam 2 siang, mereka nyaranin kita buat nyewa mobil instead ikut tur yang harganya jauh lebih murah. Kita segera menuju penyewaan mobil buat menuju Chu Chi Tunnel. Setelah itu, kami berencana berpisah sama dua orang pengayuh cyclo. Saat inilah si tukang cyclo minta bayarannya. Dan diluar dugaaan…. 2 orang yang terlihat baik dan ramah ini minta bayaran 1 juta Vietnam dong/ orang atau sekitar 500 ribu rupiah/orang. Dan reaksi gue n Gina… “WHAT?!?!?!?!” Gile aja kita suruh bayar sejuta buat naek cyclo doang!! Kesel dan emosi.. akhirnya kita sempet berdebat bla… bla… bla… hingga ujung2nya kita harus keluar uang sekitar 600-an ribu rupiah. BLAH!!!!! KITA DITIPU!!!!!
Perasaan kesel, kecewa, panik pun campur aduk dalam perjalanan kami menuju Chu Chi Tunnel. Apalagi ketika kami mulai membuka lagi halaman demi halaman Lonely Planet yang disitu kami temukan sebuah peringatan dini tentang cyclo. AKh!!! Damn!! Harusnya kita bener bener baca ni Lonely Planet!!! Tapi pelan-pelan kita coba buat ngelupain sejenak (walaupun gak bisa lupa juga sih) buat nikmatin wisata perang selanjutnya.
Chu Chi Tunnel adalah sebuah area di luar kota Ho Chi Minh yang merupakan terowongan bawah tanah peninggalan perang Vietnam. Terowongan ini adalah satu bagian dari taktik perang gerilya yang dilakukan tentara Vietnam ketika melawan tentara Amerika Serikat sekitar beberapa puluh tahun yang lalu. Mereka membangun sistem terowongan bawah tanah yang melintasi dataran Vietnam dan berujung di sungai Mekong ini selama 20 tahun. By Hand. Ngeliat sistem terowongan ini bener-bener bikin kagum. Bayangin aja di terowongan ini, mereka bikin ruangan-ruangan khusus yang bias digunakan untuk meeting, kamar, dapur, ruang bersalin, hingga perangkap untuk penyusup. Semua, dilakukan tanpa sepengetahuan tentara Amerika. Hebat!!!
Packaging penyajian tur Chu Chi Tunnel juga sangat menarik. Ketika masuk, kita udah disuguhi sama jalan masuk yang merupakan terowongan berukuran cukup besar yang didepannya ada 2 bendera Vietnam bergambar bintang. Terowongan masuk ini cukup gelap dan dijaga oleh 2 oarng yang berpakaian militer. Wiiih… ngeliatnya aja udah jiper duluan. Apalagi ketika masuk, saat itu cuma ada gue sama Gina. Kita yang masih dalam keadaan shock karena abis ketipu pun berasa deg-deg an. Apalagi gue. Jangan jangan ini jebakan… kita diculik!! Hahaa… Panik Mode On lah pokonya! Tapi kita toh masuk aja ke dalam terowongan itu. Dan sukur alhamdulilah.. gak ada hal buruk terjadi sama kami. Yesss!! LOL :D Selanjutnya kita digiring ke ruangan pertama oleh seorang pemandu yang berpakaian militer. Ruang Audiovisual. Ruangan ini terletak agak di bawah tanah dan beratap seperti tumpukan jerami. Di sini, kita dipertontonkan film tentang perjuangan bangsa Vietnam semasa perang. Yah, walaupun ketara banget ini adalah film propaganda.. tapi tetep lah gue coba buat menikmati… itung itunbg juga sambil mengalihkan kebetean abis ditipu, ke feel wisata perangnya Chu Chi Tunnel.
Lanjut dari ruang audiovisual, sang pemandu menggiring kita ke beberapa titik lain seperti melihat beberapa bentuk perangkap yang digunakan semasa perang, diorama warga dan tentara Vietnam, Bekas2 peninggalan perang seperti tank, amunisi, selongsong bom, roket, bekas areal bom, dan yang pasti terowongan Chu Chi yang terkenal itu. Kami bahkan dapat kesempatan buat masuk terowongan sempit itu. Setelahnya, kami disuguhi makanan khas pada masa perang yang dimakan oleh orang-orang yang hidup di terowongan itu. Singkong dan cai (teh). Benar-benar tur yang seru!
Kembali ke hotel, gue n gina masih diselimuti kebetean dan ke-gregetan sama tukang cyclo. Penjaga hotel menyapa kami dengan ramah malam itu sambil menanyakan gimana jalan-jalan kita hari ini? Dan saking butuhnya mengadu… kita pun berkeluh kesah kepada sang penjaga lobi dan cerita kalo kita ditipu sama tukang cyclo. Huhuhu… *tukang ngadu mode on Dan keluh kesah itu sepertinya terdengar tamu hotel yang lain yang langsung menaruh wajah khawatir sama keputusan mereka berkunjung ke Ho Chi Minh. Dan sambil melengos, kita segera masuk lift menuju kamar. Meninggalkan orang2 tadi wajah ingin tau mereka.. LOL yah, semoga mereka gak ketipu cyclo juga deh..