Okeh.
Beberapa menit sebelum saya mulai menulis blog ini, perlu diketahui kalo keadaan tubuh ini lumayan fit meskipun beberapa hari belakangan kena serangan flu. Karena ke fit-an inilah tadinya saya berencana cerita panjang lebar tentang minggu pertama di bulan februari 2010 ini. Tapi ya seperti orang-orang bijak itu bilang: "Manusia hanya bisa berencana, tapi Tuhan yang menentukan", tepat beberapa detik sebelum saya berhasil menuliskan huruf pertama di blog ini.. tangan saya kecengklak. Yak! kecengklak! ato bahasa indonesianya.. terkilir. eh tapi gak seheboh itu sih.. terkilir tuh kesannya terpelintir parah gitu.... tangan saya ini cuma kecengklak. ngerti kan, blog.. kecengklak?!
Ah, udahlah. Daripada makin meracau dan tangan makin berasa pegel, kayaknya saya nulis dikit aja tentang satu kejadian yang cukup menyita perhatian saya di minggu ini.
Okeh. Jadi, beberapa hari yang lalu saya nyempet-nyempetin nonton sebuah film di bioskop. Walaupun jam tayangnya malem banget, tapi karena pemutarannya gak tiap hari maka saya bela-belain nonton. Ketika saya masuk, muncul beberapa wajah familiar yang sering saya lihat di layar kaca. Somehow, bersamaan dengan kemunculan mereka suasana studio pun jadi riweuh. Bukan. Bukan karena orang-orang awam yang riweuh melihat mereka. Tapi merekalah yang bikin riweuh. Hingga ketika film dimulai these people still make some noise.
Duh!
Di titik inilah saya mantab merasa bahwa orang orang ini craving for attentions. Hmmhffhh.. Harus ya caper bioskop!?!? Ganggu, tau!
1 comment:
enak aja lo, gue ngga berisik kok kemaren? bukan gue kaliii...
Post a Comment