Sekitar dua hari yang lalu, gue nonton sebuah acara di History Channel. Tentang peristiwa 9/11 di New York diliat dari sudut pandang beberapa narasumber yang berhasil selamat dari kejadian itu. Sempet gue liat beberapa potongan gambar dari keadaan kota New York beberapa jam setelah World Trade Centre runtuh. Gak ada mobil atau kendaraan lainnya. Semua berenti hingga yang terlihat cuma rombongan orang berjalan kaki menjauh dari ground zero. Sesuatu yang gak bisa gue bayangin kejadian di New York yang kalo di film film dipenuhi sama mobil mobil dan Yellow Cab itu.
Dan pemandangan itu seakan muncul lagi di mata gue tadi malam. Kali ini bukan di New York, tapi di Jakarta. Bukan karena serangan teroris... tapi karena ketidakbecusan pemerintah daerah ngurusin ibukota negara ini. Yak. Karena MACET.
Entah kenapa, pemandangan yang gue liat seketika bikin gue ngerasa ngeri dan sedikit panik. Masalahnya, beberapa menit sebelum ngeliat pemandangan chaos jakarta itu, gue sama fitri n gina lagi adem ayem ngerjain sesuatu di basecamp plotpoint di mampang sebvelum akhirnya ibu kost ngetok kamar kita karena jalanan depan kostan udah dipenuhi aer setinggi orang.
Ngik!
Gimana gak mau panik?! Buru-buru kita masukin harta benda kita yang berbentuk buku satu box gede sama infocus ke mobil Fitri dan buru-buru capcus keluar dari kost sebelum air di depan masuk ke dalam. FFffiuh!
Di jalan gue kemudian melihat mobil-mobil parkir sepanjang jalan Mampang menuju Ragunan. Ratusan orang turun dari angkutan umum dan memutuskan untuk berjalan kaki. Motor berjalan di arah yang berlawanan. Ambulance yang berusaha keras bergerak diantara mobil-mobil yang terhenti, sambil suara sirinenya yang memekakkan telinga. Kadang mereka harus rebutan lewat sama sepeda dan orang-orang yang jalan kaki. Jalur busway pun padat dan dari kaca bus yang akuarium, terlihat orang-orang yang berdesakan di dalam bus transjakarta terpaksa harus terjebak dalam bus yang penuh sesak itu.
Di perempatan lampu merah, mobil dan motor saling berusaha dulu-duluan padahal mereka toh gak bisa jalan juga. Ratusan kendaraan terhenti di perempatan, dan cuma ada 2 polisi yang bertugas mengurai kestuck-an itu sambil menjawab berbagai macam pertanyaan dari pengguna jalan yang nampaknya bingung harus jalan ke mana.
HUAH!
Pemandangan ini bener-bener bikin gue berasa miris banget sepanjang perjalanan, mikir: "How do we get here?"
I was born and raised in this city. Never i imagine this tragedy would happen in my city.
Hiks.
God, help us!
No comments:
Post a Comment