Friday, March 12, 2010

Travel blog: vietnam day 2

Day 2, March 2nd 2010

Alarm berbunyi sekitar jam setengah 6 pagi. Begitu sadar kalo hari ini gue bangun di Vietnam… langsung capcus buka jendela dan gak sabar untuk melihat pemandangan pagi pertama gue di Negara ini.  Dan intuisi gue benar. Pagi itu  dari jendela kamar hotel, gue melihat perfectly shape sunrise. Beautiful. Sesuatu yang jarang banget gue  liat di Jakarta.. Yah walaupun  bisa jadi kalo gue jarang liat gara-gara jarang banget bangun kurang dari jam 7.. hehe.. 

 

Rencananya, pagi ini gue n Gina pengen segera cabut ke Da Lat naik travel pagi. Tapi, karena no seat available,  orang hotel nyaranin kita buat naik bus aja. Kebetulan bus ini punya jadwal keberangkatan per satu jam ke Da Lat.  So, we take his advice. Segera setelah sarapan, kita langsung menuju tempat pembelian tiket yang letaknya gak jauh dari hotel.

 

Oiya. Hampir lupa cerita tentang  alasan kita milih pergi ke Da Lat yang letaknya 7 jam dari Ho Chi Minh City. Jadi, setelah pemandangan mengejutkan Ho Chi Minh pada malam hari, kita segera berpikir untuk pergi keluar dari sini.  Lebih tepatnya, gue n Gina merasa Ho Chi Minh is not our place. Hehe… Jadi, malem itu juga gue memutar memori bahan bacaan di internet tentang kota-kota di Vietnam. Salah satunya Dalat. Setelah dapet informasi dari petugas hotel, nongkrongin google dan minjem lonely planet punya hotel, akhirnya kita mantab buat berkunjung ke Da Lat. Quite impulsive karna emang sebelumnya kita cuma berencana stay di Ho Chi Minh selama 4 hari…

 

Sampe di tempat pesen tiket, kita memutuskan buat berangkat besok pagi. Jadi, punya waktu seharian ini buat keliling Ho Chi Minh. Menjelajahi peta yang direkomendasi sama si Ifa.  Dan petualangan mengelilingi Ho Chi Minh pun dimulai. Dengan jalan kaki.

 

Kita jalan menyusuri peta yang nge-lead kita melewati sebuah taman yang gak jauh dari daerah tempat kita nginep. Taman ini punya peralatan olahraga buat publik. Seperti yang ada di fitness centre… sempet juga nyobain beberapa alat di sini.. hehe… lumayan lah buat stretching sebelum jalan kaki panjang. Di sini juga terlihat cukup banyak orang yang memanfaatkan fasilitas yang dikasih sama pemerintah ini.  Cukup menyenangkan ngeliat suasana taman ini. Seru aja ngeliat orang orang Vietnam ini bisa menikmati fasilitas publik , gak kaya kite…. BLAH!!!

Lalu kita beranjak menuju Ben Tanh Market, di jalan kita papasan sama tukang cyclo. Bentuknya kaya becak gitu, tapi lebih slim.  Si tukang cyclo menawarkan diri buat buat nganterin kita keliling Ho Chi Minh. Mereka juag nunjukkin beberapa tulisan tangan yang isinya opini orang2 yang pernah mereka anter keliling2.   Gue pun nanya berapa harga yang mereka minta buat nganter kita. Mereka jawab berapa aja. Tetep gue nanya berulang-ulang sampe akhirnya gue sendiripun keburu capek dan kepanasa. Dan… dengan kepolosan rookie traveler, kami pun meng-iya kan  aja tawaran si abang cyclo.

 

Perhentian pertama kami adalah tempat tuker uang. Dan si abang cyclo menurunkan kita di… toko emas.  Yes. Toko emas. Aneh gak tuh? Tapi sih emang dasar traveler rookie.. kita iya2 aja waktu disuruh tukerin uang di toko itu. Karna agak gak nyaman rasanya nukerin uang banyak-banyak di situ, akhirnya yang nukerin uang cuma si Gina. $100 buat berdua.

 

Selanjutnya abang cyclo membawa kita ke War Remmants Museum. Di sini, si abang menunggu kita di luar sambil memberikan pesan untuk gak beli buku dari seorang penjual bertangan buntung karena dia akan ngasih kita harga mahal. Mendengar tips dari doi, gue makin berpikir kalo si tukang cyclo ini sungguh berhati mulia….


War Remmants Museum adalah salah satu tempat  paling menarik buat dikunjungi kalo pergi ke  Vietnam, karena wisata perang emang jadi salah satu andalan pariwisata negara ini. Dan mereka gak main-main.  Terbukti dari  War Remmants Museum yang cukup terawat dan keliatan banget dikonsepin dengan matang. Dari awal kita diajak melihat bagaimana perang Vietnam itu berlangsung. Apa aja yang dilakukan tentara Amerika di sana, taktik perang yang mereka gunakan, kendaraan, senjata hingga gambar para korban perang yang sangat mengerikan dan sukses bikin gue merinding gak karuan. Tapi, emang dasar turis… udah tau ngeri dan bikin merinding tetep aja gak berhenti ngambil foto… Blaah! Asli’. Ini nih yang belakangan gue sesali karna pas ngeliat lagi foto-fotonya…. Iiih…. Ngeri  tapi ga papa lah buat kenang-kenangan. Pokoknya, ketika lo keluar dari museum ini, dijamin bisa sedikit ngerasain betapa buruknya  keadaan Vietnam pada masa itu. Bener-bener strawberry fields kalo kata The Beatles….

 

Selepas keluar dari War Remmants Museum, abang cyclo membawa kami muter-muter ke beberapa landmark Ho Chi Minh City seperti Katedral, Independence Palace, dan Revolutionary museum. Kita juga sempet berhenti makan siang bareng 2 oarang pengayuh cyclo tadi.

 

Ketika makan siang kita sempet ngobrol sedikit sama kedua orang ini. Dari sini kita tau kalo mereka bekas tentara bayaran AS pas jaman perang dulu. Dari obrolan ini juga kita mutusin buat jalan ke Chu Chi tunnel yang letaknya sedikit di luar Ho Chi minh City.  Karna waktu itu udah jam 2 siang, mereka nyaranin kita buat nyewa mobil instead ikut tur yang harganya jauh lebih murah. Kita segera menuju penyewaan mobil buat menuju Chu Chi Tunnel. Setelah itu, kami berencana berpisah sama dua orang pengayuh cyclo. Saat inilah si tukang cyclo minta bayarannya. Dan diluar dugaaan…. 2 orang yang terlihat baik dan ramah ini minta bayaran 1 juta Vietnam dong/ orang atau sekitar 500 ribu rupiah/orang. Dan reaksi gue n Gina… “WHAT?!?!?!?!” Gile aja kita suruh bayar sejuta buat naek cyclo doang!! Kesel dan emosi.. akhirnya kita sempet berdebat bla… bla… bla… hingga ujung2nya kita harus keluar uang sekitar  600-an ribu rupiah. BLAH!!!!! KITA DITIPU!!!!!

 

Perasaan kesel, kecewa, panik pun campur aduk dalam perjalanan kami menuju Chu Chi Tunnel. Apalagi ketika kami mulai membuka lagi halaman demi halaman Lonely Planet yang disitu kami temukan sebuah peringatan dini tentang cyclo. AKh!!! Damn!! Harusnya kita bener bener baca ni Lonely Planet!!! Tapi pelan-pelan kita coba buat ngelupain sejenak (walaupun gak bisa lupa juga sih) buat nikmatin wisata perang selanjutnya.

 

Chu Chi Tunnel adalah sebuah area di luar kota Ho Chi Minh yang merupakan terowongan bawah tanah  peninggalan perang Vietnam. Terowongan ini adalah satu bagian dari taktik perang gerilya yang dilakukan tentara Vietnam ketika melawan tentara Amerika Serikat sekitar beberapa puluh tahun yang lalu.  Mereka membangun sistem terowongan bawah tanah yang  melintasi dataran Vietnam dan berujung di sungai Mekong ini selama 20 tahun. By Hand. Ngeliat sistem terowongan ini bener-bener bikin kagum. Bayangin aja di terowongan ini, mereka bikin ruangan-ruangan khusus yang bias digunakan untuk meeting, kamar, dapur, ruang bersalin, hingga perangkap untuk penyusup. Semua, dilakukan tanpa sepengetahuan tentara Amerika. Hebat!!!

 

Packaging penyajian tur Chu Chi Tunnel juga sangat menarik. Ketika masuk, kita udah disuguhi sama jalan masuk yang merupakan terowongan berukuran cukup besar yang didepannya ada 2 bendera Vietnam bergambar bintang. Terowongan masuk ini cukup gelap dan dijaga oleh 2 oarng yang berpakaian militer. Wiiih… ngeliatnya aja udah jiper duluan. Apalagi ketika masuk, saat itu cuma ada gue sama Gina. Kita yang masih dalam keadaan shock karena abis ketipu pun berasa deg-deg an. Apalagi gue. Jangan jangan ini jebakan… kita diculik!! Hahaa… Panik Mode On lah pokonya! Tapi kita toh masuk aja ke dalam terowongan itu. Dan sukur alhamdulilah.. gak ada hal buruk terjadi sama kami. Yesss!! LOL :D Selanjutnya kita digiring ke ruangan pertama oleh seorang pemandu yang berpakaian militer. Ruang Audiovisual. Ruangan ini terletak agak di bawah tanah dan beratap seperti tumpukan jerami. Di sini, kita dipertontonkan film tentang perjuangan bangsa Vietnam semasa perang. Yah, walaupun ketara banget ini adalah film propaganda.. tapi tetep lah gue coba buat menikmati… itung itunbg juga sambil mengalihkan kebetean abis ditipu, ke feel wisata perangnya Chu Chi Tunnel.

 


Lanjut dari ruang audiovisual, sang pemandu menggiring kita ke beberapa titik lain seperti melihat beberapa bentuk perangkap yang digunakan semasa perang, diorama warga dan tentara Vietnam, Bekas2 peninggalan perang seperti tank, amunisi, selongsong bom, roket, bekas areal bom, dan yang pasti terowongan Chu Chi yang terkenal itu. Kami bahkan dapat kesempatan buat masuk terowongan sempit itu. Setelahnya, kami disuguhi makanan khas pada masa perang yang dimakan oleh orang-orang yang hidup di terowongan itu. Singkong dan cai (teh). Benar-benar tur yang seru!

 

Kembali ke hotel, gue n gina masih diselimuti kebetean dan ke-gregetan sama tukang cyclo. Penjaga hotel menyapa kami dengan ramah malam itu sambil menanyakan gimana jalan-jalan kita hari ini? Dan saking butuhnya mengadu… kita pun berkeluh kesah kepada sang penjaga lobi dan cerita kalo kita ditipu sama tukang cyclo. Huhuhu… *tukang ngadu mode on Dan keluh kesah itu  sepertinya terdengar tamu hotel yang lain yang langsung menaruh wajah khawatir sama keputusan mereka berkunjung ke Ho Chi Minh. Dan sambil melengos, kita segera masuk lift menuju kamar. Meninggalkan orang2 tadi wajah ingin tau mereka.. LOL  yah, semoga mereka gak ketipu cyclo juga deh.. 

 

Malam hari setelah mandi dan menenangkan diri, gue n gina mencoba buat menumpahkan kebetean hari ini dengan MAKAN. 


Yes. 
MAKAN SEAFOOD!!! 

Lumayan lah buat mengakhiri hari kami di Ho Chi Minh City dengan kenyang… literally! 

(to be continued)

No comments: