Monday, March 08, 2010

travel notes: between jakarta and saigon

’the thing is we’re outta here, man… “

 

Itu adalah sepenggal kalimat yang gak akan pernah gue lupa. Keluar dari mulut salah seorang wisatawan asing  ketika kami akan menaiki pesawat di bandara Soekarno-Hatta.

 

Gak ngerti harus seneng atau bete mendengar omongan buruk mereka tentang Jakarta, seneng karena satu per satu orang asing keluar dari negara ini...  sedih karena yang pasti apa yang mereka bilang itu emang bener. Gak salah juga sih karena mereka ngeliat Jakarta dari sudut pandang yang berbeda dari gue, atau Gina, atau ratusan orang Indonesia yang lagi ngantri di depan gue.

 

Salah seorang temen pernah bilang di status twitternya “we’re not living in this city, we’re surviving”. Yah, emang kira-kira seperti itulah keadaan kita yang lagi hidup di Jakarta. Saking terbiasanya sama hal-hal ‘luar biasa’ yang terjadi di penjuru kota, kita toh akhirnya lupa sama gimana seharusnya seorang manusia dengan peradaban tahun 2010 hidup. Kita terbiasa buat mentolelir hal-hal yang gak seharusnya terjadi di sebuah ibukota Negara yang udah merdeka selama  hampir 65 tahun.

 

Lalu 3 jam berselang kami tiba di sebuah Kota bernama Ho Chi Minh City. Kami tiba malam hari. Dari jendela pesawat  terlihat gemerlapan lampu kota yang sangat.. sangat terang. Jauh sekali berbeda dengan Jakarta yang terlihat sangat redup dari udara.  Tiba di bandara, gue agak terkejut sama bagaimana bentuk terminal kedatangan mereka.  Sangat gak nyangka kalo Negara yang belom lama didera perang 20 tahun sama Amerika ini punya bandara yang jauhhhhh lebih bagus dan representatif buat jadi bandara Internasional daripada Soekarno Hatta yang gelap dan kusam.

 

Paginya, kami menjelajahi kota Ho Chi Minh. Melewati sebuah taman yang lagi-lagi bikin kami semakin sadar kalau pemerintah kota tempat gue tinggal bener-bener gak ngurusin warganya. HHHHHHHmmmfff !!! Sungguh iri rasanya melihat taman kota yang berceceran di berbagai sudut kota Ho Chi Minh. Ruang publik yang nyaman, dilengkapi sama peralatan olahraga.Belum lagi angkutan kota yang bersih dan tertib. Angkutan kota yang bentuknya masih bagus dan gak seperti kaleng rombeng yang dikasih mesin tahun 70-an dan ngeluarin asap hitam. God! Seriously! I envy this City!!!!

No comments: