Thursday, July 21, 2011

mikir


Ola.


Suatu hari, seorang Bapak dateng ke rumah Kakek & Nenek di Malang. Atau lebih tepatnya rumah Bapak dan Ibu, karena itu adalah panggilan gue ke mereka. Yep. Tinggal beberapa lama terpisah dari orangtua dan menghabiskan waktu sama mereka, emang bikin gue gak tau konsep Kakek-Nenek pada saat itu... Oke. Kembali ke kejadian yang di awal, ketika ada seorang Bapak dateng ke rumah siang itu. Seperti biasa gue yang ngebukain pintu dan menerima sang tamu pertama kali.


Bapak itu kemudian menyanyakan suatu hal yang gak bisa gue jawab saat itu.
"Pak Mantri ada?" katanya. Hmm. Gue cuma bisa bengong. Not knowing what to say karena Pak mantri yang dia maksud tadi adalah "Bapak". Kakek gue yang meninggal beberapa waktu yang lalu.


Seperti anak-anak pada umumnya, saat bingung gak tau mau ngapain, maka hal pertama yang lo lakukan adalah mencari orang dewasa. Saat itu otomatis gue berlari ke dalam rumah, dan manggil Om, untuk ngebantu ngasih penjelasan ke sang tamu.


Gak lama si Om menemui tamu tadi. Gue gak ikut keluar, karena seinget gue.. itu adalah salah satu moment teraneh yang pernah gue alamin, dan asli. Gak ngerti gimana ngadepinnya. Yang gue bisa lakukan adalah ngintip dari jendela. Ngeliat gimana situasi "awkward" itu diatasin oleh orang dewasa.


And there you go. Gak lama setelah Om ngejelasin apa yang terjadi ke si tamu, gue melihat si tamu tadi terdiam dan perlahan menangis. Yep. Nangis karena dia ngerasa kehilangan seorang mantri yang selama ini banyak ngebantu dia nanganin masalah kesehatannya.


And it strike me.



Sekarang gue jadi mikir. How great is that, blog?

Apa yang telah dicapai Bapak selama hidupnya jadi mantri. Ngelayanin antrian orang yang dateng ke rumah setiap hari sampe malem, hari-harinya dia yang harus dia bagi jadi pekerja di pabrik dan jadi mantri di sisa harinya... ternyata worth it. Ada orang-orang diluar sana yang tersentuh sama apa yang Bapak kerjain. Orang yang menangis, kehilangan ketika dia pergi.


Huff...


Jadi mikir. Gimana caranya lo bisa achieve itu semua dalam hidup? I was throwing myself to work dari bertahun-tahun yang lalu...Jumpalitan ngerjain semuanya sampe gak kepikiran hal lain dalam idup...and all that i've got from that many years working was... a broken heart.


How did that happened?!

No comments: