Beberapa hari belakangan, kata persepsi seakan jadi highlights dalam kehidupan gue. Paling nggak, ada 2 bentuk persepsi yang berbeda yang minggu ini cukup mengganggu pikiran dan tidur gue pada malam hari. Yang satu sih gak cukup signifikan, tapi yang satu lagi ini yang amat sangat signifikan mengganggu jadwal tidur gue.
Persepsi ini adalah 'Persepsi' yang konteksnya skripsi.
Bingung?
Ok, jadi gini. Persepsi yang gue maksud tadi adalah sebuah teori yang jadi bahan pemikiran skripsi yang sekarang lagi gue garap.
Yep. Jadi, skripsi gue itu berjudul:
"Persepsi Pembaca Gogirl terhadap Isu Lingkungan".
Untuk melengkapi skripsi tadi, gue pun sudah mulai mengerjakannya sejak akhir desember tahun lalu. Itu berarti, udah lebih dari SATU bulan gue ngerjainnya. Semuanya berjalan lancar meskipun gue kerap kali dilanda panic attack, karena honestly, gue gak begitu mendalami teori persepsi tadi. Huh? Bodoh kan? Tapi emang dasar gue batu, gue kemudian memutuskan untuk tetep memakai teori itu, sambil berjalan. Just like i always do. "Learning by doing". Berharap dalam perjalanannya gue akan mendapatkan pencerahan.
Di luar dugaan, ternyata semuanya berjalan dengan lancar. Dimulai dengan pertemuan dengan dosen pembimbing bagian 1, pertemuan dengan dosen pembimbing bagian 2, hingga puncaknya pertemuan dengan dosen pembimbing bagian 3.
Di sinilah semuanya terjadi...
Sore itu, gue bertemu dengan ibu dosen pembimbing yang baik hati di kampus depok. Agak berbeda dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya, kali ini gue membawa serta hasil wawancara dengan narasumber gue yang anak sma itu.
Di tengah-tengah obrolan, seketika ibu dosen menanyakan apakah THESIS dari skripsi yang akan gue buat. Dan seketika itu juga gue. BLANK. YEP. Totally Blank. Why? Ya karena seiring berjalannya waktu, gue gak kunjung menguasai apa itu teori persepsi. Bodoh or stupid or what??? Hahahahahaha.... DUMMY!
Alhasil, pertemuan tadi pun berlanjut dengan sesi curhat sekaligus sesi kuliah privat dengan ibu dosen pembimbing. Sesi curhat dan kuliah tadi akhirnya membuahkan kesimpulan bahwa I don't think it's wise to continue write about perception. Dan akhirnya, gue pun harus lebih realistis dengan mengganti skripsi gue tadi menjadi analisis framing.
Doooh?!?!
Persepsi yang kedua berkaitan dengan film yang gue garap, yang kebetulan baru release bulan januari kemaren. Kali ini kata 'persepsi' bermakna harfiah. Jadi, beberapa hari belakangan di beberapa media muncul kontroversi mengenai ni film.
Ada yang bilang menyesatkan lah, ada yang bilang merendahkan lah, ada yang bilang harus dicabut izin peredarannya lah, dsb. Segala kontroversi ini kemudian bikin gue mikir. What's wrong with it? Karena, toh dalam penggarapannya gak pernah terbesit dalam pikiran bahwa kita akan memberikan sebuah tontonan yang menyesatkan buat orang-orang. No. Gak satu orangpun berniat menyesatkan.
Jadi kenapa ya? mungkin orang-orang ini salah mempersepsikan filmnya, so they've got lost in their own translations...
Tapi biar gimana pun, setiap orang bebas memiliki persepsi atas apapun, dan setiap orang pasti memiliki persepsi yang berbeda beda tentang suatu hal. You just have to respect it, right?
Ciao blog!
6 comments:
tuh kan me..
niat baik seseorang belom tentu dianggap baik sama orang laen..
wekekekekekekek..
bodooooohhh... hehehehehe...
tapi tipis emang me... suudzon sama beda persepsi.
PBS dibilang menghina Islam, mungkin aja masalah persepsi. PEMBUAT FILMnya berniat menghina Islam, nah itu suudzon...
hahahaha :))
eh, btw ri gue dah tau siapa yang ngomong hal menyebalkan yang lo curhatin waktu itu, dan gue setuju. Dia emang nyebelin! hahahaa...
haha.. gak cuman dia me! tai lah..
biarkan mereka terjebak dalam persepsi mereka sendiri..
hiahahaa... hari gini gitu loh???!! hiahahah;p
Post a Comment