Monday, March 02, 2009

Ronggeng Dukuh Paruk

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Literature & Fiction
Author:Ahmad Tohari
Dukuh Paruk, sebuah desa miskin dan terbelakang yang ditinggali oleh para keturunan Ki Secamenggala, mantan perampok yang kemudian menghabiskan waktunya bertobat dan menyendiri di tempat ini. Hidup dalam kemiskinan dan kebodohan, membuat kesenian ronggeng menjadi satu-satunya kebanggaan pedukuhan ini. Namun, setelah ronggeng andalannya meninggal 12 tahun yang lalu, suara calung dan tarian ronggeng pun tidak dapat dinikmati lagi oleh warga Dukuh Paruk.

Hingga kemunculan Srintil, bocah perempuan berumur 11 tahun yang diyakini oleh masyarakat Dukuh paruk sebagai titisan indang ronggeng. Sejak diketahui bahwa Srintil memiliki bakat luar biasa dalam meronggeng, maka Srintil pun segera mendapat perhatian spesial dan menjadi pusat perhatian masyarakat Dukuh Paruk. Srintil kini menjadi milik Dukuh paruk. Sebuah hal yang membuat Rasus, bocah laki-laki teman bermain Sritil, merasa kehilangan.

Semakin Srintil beranjak dewasa, semakin populerlah ia. Semua laki-laki di dalam dan di luar Dukuh paruk ingin bisa menghabiskan waktunya bersama Srintil. Dari mulai orang biasa, hingga para pejabat desa dan kabupaten. Suka atau tidak suka, Srintil harus melayani mereka. Sementara Rasus, perlahan mulai melupakan Ronggeng Dukuh paruk itu, dan mencari jalannya sendiri sebagai tentara. Kepergian Rasus membuat Srintil patah hati. Namun, ia berusaha untuk tegar dan mencoba menikmati kehidupannya sebagai ronggeng.

Tahun 1965 ketika Jakarta dilanda kekacauan politik, Dukuh paruk yang miskin dan bodoh pun terbawa arus dan dituduh sebagai bagian dari komunis. Semua orang ditahan, termasuk Srintil.

Pengalaman menjadi tahanan politik kemudian membuat banyak hal berubah dalam diri Srintil. Ia mulai menolak berhubungan dengan laki-laki manapun, kecuali laki-laki yang benar-benar ingin menikahinya. Hingga muncullah Bajus, seorang pria baru yang nyaris sempurna bagi Srintil, yang memberikan setittik harapan baru bagi kehidupan dan harga diri srintil yang menyedihkan.

Namun, di puncak kebahagiaannya itu, satu hal tak terduga menimpanya. Sebuah hal yang membuat Srintil hancur, tak tersisa...

Really good novel.

Some say, ini adalah masterpiecenya Ahmad Tohari. Di sini, kita bisa melihat sisi lain dari sejarah penting negeri ini pada tahun 1965. Efeknya setelah baca, gak jauh beda sama efek yang gue rasain setelah nonton "atonement". Tragic.

2 comments:

ginatri noer said...

good luck Ame...

amelya oktavia said...

apa sih gin???
**deg deg-an**