Wednesday, March 25, 2009

the thing about manic street preachers

Kalo denger Manic Street Preachers, gue selalu keinget kejadian tahun ’98.  Waktu itu, mereka baru ngeluarin album ‘this is my truth, tell my yours’. Gue suka banget sama album itu, khususnya sama salah satu single mereka if you tolerate this (then your children will be next). Kalo lo udah ada tahun itu, pasti lo juga bakalan suka sama lagu ini, blog. Secara lirik & music, this song’s really good. Dari sinilah kemudian gue tahu lebih banyak tentang band ini, tentang lagu-lagunya yang bawain isu-isu politik dan kontroversial, termasuk tentang salah satu personilnya yang menghilang secara misterius, yang sampe hari ini gak tau secara pasti di mana keberadaannya. Walaupun dalam pernyataan resminya, dia meninggal, tapi masih ada aja  yang bilang dia diculik sama gangster karena utang, ada yang bilang dia bunuh diri, ada juga yang bilang dia emang sengaja menghilang karena gak tahan sama ketenaran.Huh!?  Agak aneh, emang.

 

Album mereka ini, pada tahun ’98 bisa dibilang salah satu album yang paling hits, jadi banyak media yang bikin artikel feature khusus tentang manic street preachers, termasuk majalah Hai. Yah namanya juga anak smp yang lagi kerajingan musik, biarpun  majalah ini segmennya buat laki-laki, gue gak ketinggalan untuk beli. Lumayan lah, karena di dalamnya juga ada bonus pin-up manic street preachers yang difoto dengan background putih dengan kaos merah. Pin up ini kemudian langsung gue tempel di dinding kamar.

 

Sejalan sama lagu-lagunya manic street, sepanjang tahun ’98 itu emang negara inilagi riweuh sama kejadian-kejadian heboh, yang walaupun saat itu gue gak begitu mengerti duduk permasalahnnya, tapi cukup bikin gue tertarik. Pertama, karena ada kejadian bakar-bakaran dan penjarahan yang terjadi di Jakarta waktu itu, termasuk pembakaran & penjarahan mini market FreshMart(FM) langganan gue yang letaknya persis di depan sekolah pada saat anak-anak kelas 3 lagi ujian kelulusan. Cukup bikin deg-deg an juga sih, karena kalo liat berita di TV juga kayaknya serem banget. Mobil-mobil dibakar, toko-toko dibakar, barang-barangnya diambil sama massa, dsb. Yah,takut aja kalo SMP gue dibakar, atau anak-anak kelas 3 yang lagi ujian itu ada yang luka ato gimana. Selain itu jaman-jaman itu, sering banget gue liat dari jendela kelas yang menghadap jalan Casablanca bis-bis metromini sambil bawa mahasiswa-mahasiswa dengan jaket yang warna warni sambil bawa2 bendera berseliweran. Karrena penasaran, sempet nih satu hari saat gue lagi di rumah, gue bener—bener nongkrongin berita TV seharian buat tahu kapankah gerombolan mahasiswa itu lewat lagi di jalan Casablanca. Penasaran mau liat langsung.

 

Dan ketika gue dapet kabar bahwa mahasiswa mulai bergerak berjalan kaki menuju semanggi, maka gue pun langsung lari menuju pinggir jalan Casablanca yang ternyata juga udah dipenuhi oleh orang-orang yang bersiap buat nonton kejadian itu. Yah, biasa lah orang-orang daerah gue emang hobinya ngumpul di pinggir jalan buat nonton pawai, kaya pawai-pawai  kampanye dulu…  Yep. Tapi kali ini emang beda. Kali ini, yang lewat di jalanan adalah mahasiswa. Gue gak gitu ngerti sih, cuma keren aja ngeliat mereka jalan dengan jaket mahasiswa dan geromblan yang panjaaaaaang banget dan gak habis-habis. 

 

Sekitar satu jam gue menyaksikan mereka berjalan di sepanjang Casablanca waktu itu, waktu yang cukup lama buat mulai bertanya-tanya tentang siapa saja mereka, dan apa yang membuat mereka bergerombol seperti itu dan berjalan kaki menuju jalan semanggi yang cukup jauh. Satu per satu gue perhatikan tulisan dan lambang yang ada di badge yang menempel di jaket mereka yang warna warni itu. Yep. Di situlah pertama kali gue melihat jaket kuning UI dan langsung jatuh cinta. Hiahahaha. Serius.  Saat itu gue langsung punya cita-cita untuk kuliah di UI   (dasar anak smp tolol) Hiahahahaa

 

Gue terus mengikuti di televisi untuk mengetahui apa yang kemudian dilakukan para mahasiswa tadi ketika mereka tiba di semanggi. Terus mengikuti sampai beberapa hari, sampai kemudian gue mulai mengerti bahwa mereka menuntut sesuatu yang berhubungan dengan Pak Harto dan teman-teman para mahasiswa tadi yang katanya meninggal karena ditembak polisi. Beberapa hari itu pula gue mendengar bahwa para mahasiswa yang gue lihat berjalan kaki di Casablanca itu ternyata bentrok dengan polisi dan beberapa orang pun meninggal dunia. Hmm… kematian kedua dalam dua kali aksi protes mahasiswa.

 

Siaran-siaran televisi berikutnya, membahas tentang kematian mahasiswa sebelumnya.  Mereka membuat feature mengenai korban. Termasuk salah satu korban, mahasiswa Trisakti yang tewas pada bentrokan pertama.

 

Siaran televisi itu lalu memperlihatkan beberapa foto sang mahasiswa, rumah di mana dia tinggal, dan kamar tidurnya. Something yang bikin gue kaget dan merinding tiba-tiba ketika gue melihat pin up manic street preachers dari majalah Hai yang sama dengan pin up gue yang  tertempel pada satu dinding kamar tidurnya.  God!

 

Gambaran kamar tidur si mahasiswa itu segera membuat gue merasa connected dan sadar bahwa those people who died on television are real. They are real… Dan sampe sekarang gue jadi gak pernah lupa. Huh?!

No comments: