Tuesday, April 14, 2009

travel blog: Ujung Kulon part IV (end)

Ola blog!

Akhirnya sebagian dari kami terjaga dari tidur. Dan setelah bolak-balik gak jelas, gue pun memutuskan kembali ke dalam tenda buat melanjutkan tidur. Yah, secara jam 4 kan rencananya kita harus mulai beresin tenda, karena jam 7 kapal udah bakal jemput kita di Cibom. 


Babi Hutannya? Yah, babi hutannya itu yang masih jadi misteri hingga saat ini. Sebagian percaya kalo suara-suara yang didenger itu adalah suara babi hutan. Tapi sebagian lagi justru menyangsikan keberadaan babi  hutan itu, dengan alibi, suara yang terdengar tadi bukanlah suara babi hutan melainkan suara ngorok. Hahaha…;p Bener juga sih. Soalnya, 2 hari yang lalu kita ketemu babi hutan di peucang dan si babi emang cuek banget sama manusia. Nah, kalo kita kebangun kemungkinan kan kita masih mendapati tuh babi di sekitar tenda. Tapi nyatanya? Nggak ada jejak keberadaan babi di wilayah tenda kita. Fffiuh! Pasti itu suara orang ngorok! Hayo, ngaku! Siapa yang ngorok segede itu!?!? Hahahaa

 

Gara-gara insiden babi hutan tadi, rencana bangun jam 4 pagi jadi molor hingga jam 5 pagi. Huehehehe… alhasil, rencana kita buat sarapan sebelum berangkat ke cibom pun gagal karena waktunya gak keburu. Karena, menurut perhitungan, kita harus sampai di Taman Jaya siang ini sehingga masih bisa mengejar bus terakhir dari terminal labuan sebelum jam 7 malam. Maklum, perjalanannya agak panjang. Dari tanjung Layar ini kita harus menuju peucang untuk menjemput beberapa orang yang barengan sama kapal kita. Trus, bau berangkat ke Taman jaya tempat penginapan pak Komar. Nah, dari sana kita harus naek elf selama 3 jam menuju terminal labuan. Fffiuh… Jauh banget kan tuh yang namanya Ujung kulon!?!? Bener-bener di ujung dah! Hahahahaa…

 

We’re going home

Setelah merobohkan tenda-tenda dan berfoto kami langsung memulai perjalanan panjang ini. Yep. Rintangan pertama: Trekking selama 1,5 jam. Mantabh. Jadi agak susah sih trekking kali ini, karena tadi amlam sempet hujan gitu. Jadi, tanah-tanah yang kita lalui berubah menjadi Lumpur yang semakin berat untuk dilewati. Setelah bersih-bersih sejenak di mercusuar, perjalan kami lanjutkan kembali. Dan Yep! Lagi-lagi kami melihat kawanan monyet yang sedang berlari-larian dari pohon ke pohon. Wow...  Kali ini monyetnya agak berbeda adari monyet yang kita lihat di Ciidaon. Yang ini lebih besar, namun karena mereka cepat sekali, gue jjadi gak bisa memastikan jenis monyet apa. Yang pasti bulunya terlihat lebat dan halus. Bukan seperti monyet-monyet yang pernah gue lihat di Bali. Keren lah ni monyet...

 

Dalam perjalanan trekking medan yang kami lalui sungguh berat. Yep. Sepertinya ada beberapa kayu baru yang barus aja runtuh. Lumpur yang mengganggu dan berhasil bikin kotor sendal dan kaki gue. Serta tenaga yang semakin menipis karena belom sarapan. Beeeuuuh! Maknyoss banget rasanya! Sekali-kali lo mesti nyobain trekking dlaam keadaan kaya gini blog. Mau pingsan rasanya! Hahahaha…


Di depan, Neng entien & lisa tanpa sengaja melewattis eekor ular. Waduh! Ngeri juga tuh! Beruntung mereka selamat dari ular berbisa yang suka memangsa itu. Hehehe. Hingga akhirnya kami tiba di Cibom dengan selamat dan gak pingsan! Alhamdulillah! Hahahaa…;p Yah, walaupun cape, moment ini harus segera diabadikan. Liat foto gue & Galuh yang terlihat setengah sadar ini:

Dan kapal pun sudah menanti di tengah sana. Yeay! Kali ini kapalnya berbeda. Dan menurut awak kapal, kali ini kami tidak akan bergabung dengan segerombolan anak UI yang kemarin. Horeee!!! Kita semua bersorak bahagia. Akhirnya kami bisa menikmati ketenangan selat sunda di pagi hari. Mantabh!


Sekitar 20 menit kemudian kami sudah tiba kembali di Peucang. Sebelumnya, gue & Galuh berencana buat berenang  di pantai peucang yang bening itu. Jadi, kami sudah bersiap-siap melepas sandal begitu melihat bibir pantai. Namun, semuanya gagal setelah ternyata pantai peucang yang pasang. Haiahahhahaa. Busyeeet. Dalem amat ya ni laut!? Walaupun transparan, namun kami juga bisa melihat sampah yang segunung bertebaran di pantai ini. Walah!?!? Kok jadi begini ya nih pantai!??! Hu.. ya sudahlah. Lupakan acara melompat dari kapal buat berenang. Lupakan, Gal!!!  Lupakan!!! Hahaha..;p

 

Gagal berenang gak membuat kami patah semangat. Steelah melihat ratusan ikan kecil bergerombol di sekitar dermaga pantai, semangat kami timbul lagi. Ya sudah, sambil menunggu orang-orang yang akan turut menumpang kapal kami, gue pun sedikit mengabadikan moment itu sambil duduk bengong di bagian belakang kapal menikmati matahari pagi dari pulau peucang. Huh… So Relaxing!

 

Sebelum kapal berangkat, Pak Komar ternyata sudah menyiapkan sarapan buat kita. Asiiiik!  Menunya nasi, sambal gorengkentang dan semur ayam. Wuah! Mantabh! Menu normal setelah beberapa hari makan makanan darurat ala camping! Haiahahhaa;p Maka kami pun menikmati sarapan sambil melambaikan tangan ke pulau peucang yang perlahan kami tinggalkan… Hiks… bye TNUK, bye Pak Kosasih, Bye babi hutan, monyet, kodok wakakakaakak,  macan kumbang & badak yang tidak pernah kami temui!!! Thanks for the amazing experience!



Dalam perjalananan menuju Taman Jaya, kapal ini sempat mogok beberapa menit di tengah lautan, dan terombang-ambing oleh gelombang. Hiaaaa… Males kan lo!?!? Tapi berhubung dah cape berat, gue jadi gak peduli. Moment ini gue pergunakan buat menikmati pemandangan sekitar lewat binocular sambil menganggap gelombang yang menerpa kapal ini sebagai hal yang positif karena lebih berasa seperti ayunan atio tempat tidur air. Haiahhahaha;p Yah, lumayan lah. Lewart binocular gue masih bisa menikmati elang yang terbang jauh di sana. Seemntara teman-teman yang lain?!?! Ya TIDUR, lah….!!! Hehhee...

 

Walaupun sempat mogok, ternyata perjalanan kembali lebih cepat daripada perjalanan perginya. Kalo dihitung, dari peucang menuju Taman jaya kini ditempuh dalam waktu hanya 2,5 jam saja. Cepat kan? Jika dibandingakn dengan perjalanan berangkat yang memakan waktu hingga sekitar 4 jam… Oiya, ketika kita ngecek keberadaan Pak sardan (si pengemudi elf yang kita carter), lagi-lagi kami harus mengelus dada. Yep. Lagi-lagi doi gak datang tepat waktu. Karena saat ini dia masih berada di labuan. What?!?! Itu berarti kami harus menunggu kedatangan si elf selama 3 jam lagi. Waduh!?!? Dah deg-deg-an aja nih. Takut gak kedapetan bus terakhiir menuju Jakarta… Wakwakwau….

 

Sardan oh Sardan…

Setibanya di dermaga Taman Jaya, gue langsung ngacir menuju penginapan Pak Komar. Haihaahhaa… gak sabar rasanya buat mandi & keramas. Yah, maklum aja. Udah hampir 3 hari gue gak mandi. Jadi badan ini rasanya rindu siraman air dan bilasan shampoo. Mantabh banget kan kalo dibayangin?? Nah makanya gue lari-larian menuju Penginapan Sunda Jaya dah kaya bocah keling. Hauahaha

 

Abis mandi, Si Sardan sang pengemudi Elf belum kunjung tiba. Sambil menikmati hujan dan mengabadikan beberapa foto kegiatan masyarakat desa Taman jaya,  istrinya Pak Komar dengan baik hati memasakkan nasi, mie rebus, mie goreng serta kornet dari bekal kami yang masih tersisa. Mantabh lah! Ujan-ujan makan masakan hangat sama the manis hangat. Beeeuuh.. Nikmat banget rasanya! Udah gitu, si Ibu juga pandai memasak kornet yang plain ityu menjadi kornet yang berasa pedas. Beeuh! Mantabh! Ssrrllpp…


Jam 3 sore si Sardan belum juga datang. Ketika ditelfon, doi bilang bakal nyampe jam 4 katanya. Huh! Oke, kami nunggu lagi. Tapi emang dasar Pak sardan itu minta disarden!??!!?? Jam setengah 5 dia belom datang juga!!! Akkhhhh!!!!  Ya sudah deh, sambil mengisi waktu kami ngobrol ngalor ngidul sama pak Komar yang bilang kalo kami adalah salah satu tamu terbaiknya. Wuaaah.. Senang sekali mendengarnya. Heuhehee… Gak lama, dia pun menelfon si sardan itu buat menanyakan keberandaannya dan memintanya untuk menghubungi kenalannya di terminal buat menahan bus terakhir.

 

Hingga pukul 5 lebih, si sardan ini akhirnya tiba. Huh! Dasar. Gak ada waktu buat ngomel-ngomel, karena kami juga udah pasrah aja sama kemungkinan bus terakhir itu tak terkejar… Jam 6 kurang kami baru berangkat menuju terminal Labuan…  Sebelum pergi, Pak Komar berpesan pada kami untuk membantu mempromosikan taman nasional ujung Kulon. Dan kami jawab: “syip, pak! Pastinya!”. Heehhee… Sretlah mengabadikan beberapa foto bersama, kami pun segera meninggalkan penginapan Sunda Jaya. Bye, Pak Komar! We sure going to miss you!


Lalu, apa kabar bus terakhir ke Jakarta? Yep! benar! Bus terakhir tak terkejar! Walah!?!? Huahahhaa. Kami baru tiba di terminal Labuan sekitar pukul 10. Nah, lo!? Kok jadi lebih lama ya!?!? Hahahaha. Ya udah lah. Males juga menduga-duga kenapa karena toh, kita udah ketinggalan bus. Dan Si sardan bener-bener minta disarden kali ini! Setelah menawarkan kami buat stay sejenak buat makan (padahal waktu udah mepet) doi kembali menawarkan kami buat stay aja di temapt temannya di dekat pasar Labuan. Halah!?!? Kami menolak lah. Kami lebih memilih buat nungguin bus selanjutnya di warung nasi uduk yang happening itu. Yah, walaupun ternyata kami harus menunggu sekitar 4 jam lagi.. karena bus pertama yang berangkat dari Labuan, baru berangkat sekitar pukul 01.30 WIB. Maknyosss… hahahaha;p Ya sudah lah. Apa boleh buat?!


Sambil menunggu kami untuk menikmati makan malam nasi uduk paling Happening seantero Labuan, sambil beristirahat di bale-bale yang ada di depan warung. Kegiatan yang membosankan dan cukup gak nyaman, karena sekitar jam 12 kami diganggu oleh seorang preman yang sedang mabuk dan mengajak kami ngobrol melantur. Hahaaa… Antara percaya dan gak percaya, si preman mabuk ini membaca karakter kami satu per satu. Dan scarily accurate! Wahahahaa.. gokil!

 

Hah.. untung aja bus yang kami tunggu tiba tepat waktu. Jadi kami  gak menghabiskan waktu lebih lama lagi dengan si preman… kami langsung menaikkan barang-banrang ke dalam bagasi bus. Dan tertidur lelap hingga tiba di Jakarta pukul 04.30. Huaaah!!!!! What a journey!!!


The thing from the trip

Tips buat kalian yang mau pergi ke Taman Nasional Ujung Kulon:

  1. Pilih hari kerja dan musim yang enak buat berkunjung, karena kalo weekend cenderung rame dan berisik. Dan kalo musim ujan jadinya agak gak seru selain gelombangnya mayan tinggi.
  2. Kemanapun tujuannya, ada baiknya buat booking penginapan di Peucang biar bisa mandi, dsb. Kalupun mau ke mana-mana di sekitar taman nasional seperti mau camping, atau mau snorkeling, diving, mancing, dsb, akan lebih gampang kalo bisa naro barang di penginapan sehingga gak perlu bawa barang-barang berat.
  3. Jangan buang sampah sembarangan.. selalu sedia trash bag kemanapun elo pergi!
  4. Jangan lupa untuk selalu membawa kamera foto dalam genggaman. You’ll never know what you’re going to meet! Hehehe;p
  5. Please notice kalau kalian lagi berkunjung ke sebuah taman nasional bukan kebun binatang atau taman safari. Jadi, kalo berharap ketemu binatang tapi ternyata gak ketemu, yah jangan salahin siapa-siapa. Namanya juga alam liar. Huehehe;p
  6. Selama disana, tolong hormatin juga pengunjung lain. Don’t treat this place like Bali or pulau-pulau di pulau seribu yang biasa dijadiin tempat dugem. People came here to find peace. Be quiet!
  7. Cari-cari informasi tempat-tempat mana aja dan kegiatan yang bisa lo dapet di taman nasional ini. Jadi dah prepare dari rumah.
  8. Paling enak ke sini pake kendaraan pribadi biar bisa bawa barang-barang banyak seperti alat snorkling, dkk. Tapi jangan bawa sedan, karena jalanannya rusak.
  9. Selain di taman nasional ujung kulonnya, di taman jaya juga lumayan seru buat hunting foto, atau ngeliat sunset, atu trekking sepeda gunung across the village. Try it sometimes!
  10. Kalo mau naek angkot, perhatikan baik-baik jadwal keberangkatan jadi gak nunggu lama kaya gue & temen-temen gue. Hehehee…
  11. Kalo ke Tanjung Layar ada baiknya kalo mengunjungi pak Kosasih si penjaga mercusuar buat sekedar ngobrol atau apa. Kasian dia gak ada temennya. Heheh.. kalo kalian baik hati & niat, mungkion bisa bawain doi buku atau bahkan sumbangin parabola ato dvd buat dia. Huehehhee;p
  12.  Enjoy the trip!

1 comment:

amelya oktavia said...

shoot! ternyata monyet ini adalah Gibbon Jawa ato Owa jawa. haiahhaa;p Mantabh!